“Kami tetap pada posisi kami bahwa tarif yang direncanakan adalah pendekatan yang salah dan tidak akan meningkatkan daya saing industri otomotif Eropa,” ujar pernyataan resmi Volkswagen.
Sementara itu, Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, kemarin memperingatkan bahwa Uni Eropa sedang menuju “perang dingin ekonomi” dengan Tiongkok.
Hungaria telah menjadi mitra perdagangan dan investasi penting bagi Tiongkok selama masa jabatan Orban, berbeda dengan beberapa negara lain di Uni Eropa yang berusaha mengurangi ketergantungan pada negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
“Apa yang mereka minta untuk kita lakukan sekarang, atau apa yang diinginkan oleh Uni Eropa, adalah perang dingin ekonomi,” kata Orban dalam sebuah wawancara radio.
Orban menjelaskan bahwa negaranya tidak ingin terdorong oleh salah satu pihak dan ingin melanjutkan perdagangan dengan kedua pihak.
Ia menambahkan bahwa produk-produk yang dibuat di Uni Eropa akan semakin sulit dijual jika ekonomi global terbagi menjadi dua blok.
Orban juga mengungkapkan ketidakpastian apakah strategi “netralitas ekonomi” Hungaria akan mampu bertahan di masa depan.