Home Pangandaran Mengenal Kesenian Badud, Warisan Budaya Tak Benda dari Pangandaran, Begini Asal Usulnya

Mengenal Kesenian Badud, Warisan Budaya Tak Benda dari Pangandaran, Begini Asal Usulnya

muncul sebagai ekspresi yang dilakukan masyarakat jaman dulu untuk mengiringi musim panen.

Selain itu, juga didorong oleh adanya kekhawatiran terhadap serangan binatang buas dan padi yang mengancam panen mereka.

Ritual Panen dan Tradisi Pengiring

Pada awal keberadaannya, menjadi bagian dari ritual panen. Di tahun 1928, pergelaran Badud mengiringi masyarakat yang membawa hasil panen mereka ke lumbung.

Para pemain Badud, sejumah pria yang mengenakan kostum mirip binatang menari sambil mengiringi rombongan petani.

Alat yang mengiringi tarian Badud terdiri dari dogdog dan angklung. Dogdog, alat mirip kendang yang memiliki kulit penutup pada satu permukaan saja.

Sedangkan angklung adalah alat tang terbuat dari bambu, dan dimainkan untuk mengiringi gerakan tarian badud yang meniru binatang.

Para penari Badud juga mengenakan topeng binatang seperti lutung, kera, anjing hutan, harimau, dan babi hutan.

Topeng-topeng ini dibuat dari bahan lokal yang tersedia. Dengan mengenakan topeng dan bergerak meniru binatang, mereka menghidupkan cerita lokal.