Wawan mengaku kaget lantaran 15 siswa tersebut merupakan warga yng domisilinya di luar kuota zonasi yang ditetapkan sekolah.
Ia sendiri mengaku telah berkomunikasi dengan kepala SMAN 4 Tasikmalaya dan mendapat jawaban yang mengherankan.
“Kemarin pak kepala juga bilang kok bisa orang Paseh tidak keterima tetapi orang Bungursari bisa masuk. Siapa yang mengirimkan data itu sampai sekarang kita tidak tahu,” kata Wawan.
Adanya modus siswa gaib ini prosesnya tengah didalami tim PPDB dan pengawas dari KCD XII.
Status kesiswaan mereka akan diputuskan setelah dalang pengirim data tersebut ditemukan.
“Udah dilaporkan ke yang Monev. Ke SMAN 4 dari provinsi ada yang datang kemarin,” tandasnya.
Menurut Wawan, KCD XII akan memproses setiap pelanggaran yang dilaporkan dan mengantongi barang bukti.
Modus kirim data sepertinya ini strategi baru menjebol sistem zonasi PPDB.
Sebelumnya modus operandi mengakali sistem zonasi PPDB di Kota Tasikmalaya dengan uang sogokan.
Tarif masuk ke SMAN favorit di Kota Tasikmalaya beredar dari mulut ke mulut.
Angkanya kisaran mulai belasan hingga puluhan juta rupiah.
Cara ini jadi jalan pintas para orang tua berkantong tebal alias berduit.
Mereka cukup menyiapkan dana sesuai tarif yajg diminta oknum panitia PPDB sekolah faborit yng dituju.