“Banyak orang sudah memperkirakan hal ini akan terjadi,” kata Kristersson saat itu, sambil mengumumkan rencana pengerahan militer untuk “membantu polisi dalam upaya melawan geng kriminal.”
Ia juga berjanji untuk mempercepat deportasi imigran yang tertangkap menggunakan atau menjual narkoba, terlibat dengan kelompok kriminal, atau “mengancam nilai-nilai dasar Swedia.”
“Kami berada di tengah perubahan paradigma dalam kebijakan migrasi kami,” ujar Forssell kepada para wartawan pada Kamis.
Denmark, tetangga Swedia, juga memberlakukan pengetatan serupa dalam kebijakan migrasinya untuk mengatasi permasalahan yang diakibatkan oleh kedatangan para imigran.
Perdana Menteri Denmark saat itu, Anders Fogh Rasmussen, pada tahun 2018 mengatakan kepada televisi Swedia bahwa ia sering menggunakan Swedia sebagai “contoh buruk” mengenai kegagalan imigrasi massal.
Pemerintah Denmark sejak saat itu memperketat undang-undang deportasi, menurunkan kuota pengungsi, dan mengesahkan undang-undang yang memungkinkan negara menyita barang berharga milik imigran untuk menutupi biaya akomodasi.
Denmark kini menawarkan hibah hingga 150.598 krone Denmark ($22.330) bagi imigran yang bersedia meninggalkan negara tersebut.