Keputusan tersebut diambil setlah Kementerian Perdagangan China memulai penyelidikan antidumping terhadap impor brendi dari Uni Eropa pada bulan Januari.
Pada bulan Agustus, kementerian mengumumkan hasil temuan awal yang menunjukkan bahwa produsen Eropa menjual produk mereka di bawah harga pasar, yang berpotensi merugikan produsen dalam negeri.
Selain brendi, penyelidikan antidumping juga sedang dilakukan terhadap daging babi dan produk susu yang diimpor dari Uni Eropa.
Penyelidikan ini dilakukan saat Brussels memulai penyelidikan terpisah terhadap kendaraan listrik berbaterai (BEV) buatan China tahun lalu, yang banyak pihak sebut sebagai awal dari “perang dagang” antara Beijing dan Brussels.
Menurut Reuters, merek-merek Prancis menyumbang 99% dari total impor brendi ke China tahun lalu, dengan nilai pengiriman mencapai $1,7 miliar.
Kebijakan China ini akan membuat importir seperti Hennessy dan Rémy Martin harus membayar deposit sebesar 39,0% dan 38,1% masing-masing, berdasarkan keputusan tersebut.
Sebagai salah satu dari sepuluh negara anggota Uni Eropa yang mendukung pengenaan tarif pada BEV buatan China pekan lalu, Prancis akan menjadi negara pertama yang merasakan dampak signifikan dari kebijakan ini.
Tarif tinggi yang dikenakan oleh China pada brendi asal Uni Eropa berpotensi menyulitkan perusahaan-perusahaan Prancis, yang kini menghadapi tantangan dalam menjual produk cognac mereka di pasar lain.
Saham perusahaan penyulingan Eropa pun mengalami penurunan setelah pengumuman tersebut.