Menurut Reuters, merek-merek Prancis menyumbang 99% dari total impor brendi ke China tahun lalu, dengan nilai pengiriman mencapai $1,7 miliar.
Kebijakan China ini akan membuat importir seperti Hennessy dan Rémy Martin harus membayar deposit sebesar 39,0% dan 38,1% masing-masing, berdasarkan keputusan tersebut.
Sebagai salah satu dari sepuluh negara anggota Uni Eropa yang mendukung pengenaan tarif pada BEV buatan China pekan lalu, Prancis akan menjadi negara pertama yang merasakan dampak signifikan dari kebijakan ini.
Tarif tinggi yang dikenakan oleh China pada brendi asal Uni Eropa berpotensi menyulitkan perusahaan-perusahaan Prancis, yang kini menghadapi tantangan dalam menjual produk cognac mereka di pasar lain.
Saham perusahaan penyulingan Eropa pun mengalami penurunan setelah pengumuman tersebut.
Bahkan saham Rémy Cointreau, pembuat cognac Rémy Martin, turun hingga 7,7% dalam perdagangan awal, menurut Wall Street Journal.
RADARPANGANDARAN.COM - Pecak belut adalah salah satu kuliner tradisional yang kini semakin diminati masyarakat. Dengan…
RADARPANGANDARAN.COM - Jakarta selalu menjadi tempat yang kaya akan berbagai kuliner lezat. Dari hidangan tradisional…
RADARPANGANDARAN.COM - Kalau kamu mencari tempat yang nyaman untuk nongkrong dengan pemandangan indah, Indomaret Kintamani…
RADARPANGANDARAN.COM - Selama berabad-abad, masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan jarang dibahas secara terbuka.…
RADARPANGANDARAN.COM - Pemalang kini punya kuliner unik yang tengah naik daun, yaitu kulit tebal isian…
RADARPANGANDARAN.COM - Kalau kamu lagi di Amerika, jangan lupa mampir ke Panda Express. Restoran ini…
This website uses cookies.