oleh

Cagub Jabar Ahmad Syaikhu Beri Perhatian untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan,Termasuk di Kertajati

Pada 2018, produksinya hanya mencapai 72.868 kuintal. Sementara di 2019, menjadi 71.039 kuintal.

Akan tetapi produksi padi di Kertajati tak selamanya merosot, tahun selanjutnya kembali meningkat sebesar 78.492 kuintal (2020) dan 79.972 kuintal (2021).

Namun peningkatan produksi padi itu hanya bertahan selama 2 tahun, di 2022 kembali turun menjadi 77.659 kuintal. Dan data terakhir pada 2023, produksi padi di Kertajati juga merosot menjadi 75.816 kuintal.

Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 3 Ahmad Syaikhu menyoroti persoalan tersebut. Menurutnya, perlu ada aturan khusus agar luas pertanian di Majalengka tetap terjaga.

“Solusinya keluarkan Perda sehingga kalau misalnya ploting 100.000 hektar untuk pertanian, ya sudah itu yang akan diproteksi oleh pemerintah daerah. Jadi siapa pun kepemilikan nya itu misal berganti (kepemilikan) nggak ada masalah, tetapi proteksi 100.000 hektare itu akan tetap terjaga sampai kapan pun selama Perda itu nggak dicabut,” kata Syaikhu saat memperingati Hari Tani Nasional di Desa Mirat, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.

Menurut Ahmad Syaikhu, kebijakan mempertahankan luas lahan pertanian bukan berarti pemilik lahan tidak bisa menjualnya.
Akan tetapi pemerintah harus segera mengambil tindakan agar luas lahan pertaniannya tetap terjaga.

Penyediaan lahan pertanian baru adalah salah satu solusinya.

“Saya kira layak di Majalengka dengan daerah yang subur seperti ini membuat ploting daerah untuk pertanian, sehingga pada akhirnya ini bukan masalah nggak boleh diperjualbelikan, silahkan diperjual belikan tapi peruntukan lahan di sana adalah tetap untuk lahan pertanian,” ujarnya.