Kenaikan harga minyak ini bisa menjadi tanda awal dari tekanan yang lebih besar, yang dapat mempengaruhi ekonomi global, terutama jika konflik semakin meluas.
Jika eskalasi terus berlanjut, guncangan di pasar energi global bisa semakin terasa, mengingat ketergantungan dunia pada minyak dari kawasan tersebut.
“Kekhawatiran geopolitik sangat serius,” kata Bailey, dikutip dari Russia Today.
“Sungguh tragis apa yang sedang terjadi. Jelas ada tekanan, dan masalah sebenarnya adalah bagaimana tekanan tersebut dapat berinteraksi dengan beberapa pasar yang masih cukup terbebani di beberapa tempat,” tambahnya.
Sementara itu, ahli strategi pasar di IG, Yeap Jun Rong, menyatakan bahwa pasar mulai tenang meskipun masih menunggu respons Israel terhadap Iran, yang dapat mengganggu aliran minyak mentah ke pasar global.
“Setelah kegelisahan awal akibat risiko geopolitik di Timur Tengah, kami telah melihat beberapa pemulihan yang tenang di pasar global, tetapi, tentu saja, para pelaku pasar masih mencermati respons Israel yang akan datang,” ujarnya kepada Business Standard.
Sebagai catatan, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember naik 1,91% menjadi $75,31 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman November naik 2,21% menjadi $71,65 per barel.
RADAR PANGANDARAN.COM - Penyerang AC Milan, Rafael Leao, menyatakan bahwa ia tidak memiliki masalah dengan…
RADARPANGANDARAN.COM - Kota Tangerang dikenal sebagai salah satu surga kuliner di Indonesia. Salah satu menu…
RADAR PANGANDARAN.COM - Lautaro Martinez terlibat perdebatan dengan seorang penggemar Inter Milan di Instagram terkait…
RADAR PANGANDARAN.COM - Surat kabar Italia, La Gazzetta dello Sport, memprediksi Paulo Dybala akan hengkang…
RADAR PANGANDARAN.COM - Mantan Presiden Giallorossi, Rosella Sensi, meminta pemilik AS Roma untuk tidak membebani…
RADAR PANGANDARAN.COM - Kajian Gus Baha kali ini membahas tema tentang mensyukuri apa yang kita…
This website uses cookies.