Plastik cair ini kemudian ditempatkan dalam tungku tanpa oksigen, mengubahnya menjadi senyawa yang dapat didaur ulang menjadi bahan bakar atau pelumas.
Dalam tahap akhir, plastik ini dipindahkan ke reaktor berisi koloni mikroba yang memakan plastik tersebut, yang kemudian diubah menjadi bubuk yang kaya protein, lemak, dan karbohidrat.
Penggunaan mikroba sebagai sumber makanan telah dipelajari selama lebih dari enam dekade, dan penelitian terus berlanjut untuk memanfaatkan teknologi ini dalam mengatasi masalah kelangkaan pangan di masa depan.
Sag Yup Lee, seorang ahli bioteknologi dari Korea Selatan, menjelaskan bahwa mikroba merupakan sumber protein yang berpotensi menjadi solusi pangan yang berkelanjutan karena tidak memerlukan lahan atau air dalam jumlah besar.
Meskipun tantangan masih ada, terutama karena sebagian besar mikroba yang aman dikonsumsi manusia tidak memakan plastik, para ilmuwan optimis bahwa proyek ini layak untuk dilanjutkan.