Para peneliti mengusulkan pengembangan sistem pertahanan nuklir global yang mencakup peluncur cepat untuk mengirimkan hulu ledak nuklir ke luar angkasa dalam waktu tujuh hari hingga satu bulan.
Mereka juga menekankan pentingnya roket dengan presisi serangan tinggi, dengan margin kesalahan kurang dari 100 meter, serta kemampuan untuk menyebarkan hulu ledak di orbit sebagai tindakan siaga jangka panjang.
Namun, usulan ini menghadapi tantangan besar karena saat ini tidak ada negara yang memiliki kemampuan untuk meluncurkan hulu ledak nuklir ke luar angkasa.
Selain itu, hal ini juga melanggar Perjanjian Luar Angkasa 1967 serta Perjanjian Larangan Uji Nuklir Komprehensif, yang menjadi hambatan besar.
Apalagi ledakan nuklir di luar angkasa dapat menimbulkan polusi radioaktif, yang berpotensi menciptakan bahaya sekunder bagi Bumi.
Meskipun begitu, para ilmuwan menyimpulkan bahwa eksplorasi teknologi alternatif, seperti senjata laser berkekuatan tinggi, perlu dilakukan sebagai solusi tambahan.
Ancaman asteroid dianggap serius oleh para peneliti, mengingat risiko potensial yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan dari data yang ada saat ini.
Page: 1 2
JAKARTA, RADARPANGANDARAN.COM - Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan melakukan evaluasi setelah Timnas Indonesia takluk…
RADAR PANGANDARAN.COM – Matteo Gabbia dinilai layak menjadi kapten AC Milan dalam pertandingan melawan Udinese…
RADARPANGANDARAN.COM - Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong dalam keterangan persnya mengungkapkan faktor kekalahan Garuda Nusantara…
RADAR PANGANDARAN.COM – Penggemar berat Nerazzurri, Paolo Bonolis, menyarankan Inter Milan untuk mencari pelapis yang…
JAKARTA, RADARPANGANDARAN.COM - Tak diduga, Timnas Indonesia yang diunggulkan takluk di tangan China dengan skor…
RADAR PANGANDARAN.COM – Jurnalis Italia, Riccardo Trevisani, menyatakan bahwa perbandingan gaya umpan Federico Dimarco dengan…
This website uses cookies.