Jadi saat itu, komoditi hasil bumi dari Priangan Timur dilarungkan ke saluran Sungai Citanduy.
Lalu sesampainya di dermaga yang berlokasi di pertemuan dua sungai, yaitu Citanduy dan Cimuntur (kini berada di Taman Wisata Ciungwanara), hasil Perkebunan dari Priangan Timur itu diangkut menggunakan perahu.
Menggunakan perahu, barang dan hasil bumi itu diangkut menggunakan sejumlah perahu ke Pangandaran untuk kemudian dibawa ke Pelabuhan Cilacap.
Hanya saja, seperti ditulis Mulyana dalam Sejarah Kereta Api di Priangan, pengangkutan melalui sungai tersebut dapat menimbulkan resiko.
Jadi saat bila air laut pasang, maka sulit untuk dilewati.
“Jalur kereta api yang dibangun diharapkan dapat membuka wilayah Ciamis yang merupakan daerah pedalaman menuju ke pelabuhan Cilacap. Penduduk dapat mengangkut dan menjual hasil-hasil pertaniannya dengan mudah dan ongkos yang murah,” tulis Mulyana di halaman 103.
Alasan Pembangunan Rel dan Jembatan Cirahong
Alasan lainnya pembangunan rel dan Jembatan Cirahong yaitu motif ekonomi soal penumpang orang.
Jadi saat itu, kepadatan penduduk pada beberapa tempat, seperti Ciamis, Tasikmalaya, Manonjaya, dan Mangunreja mulai meningkat.