Serangan Iran ini menyebabkan Yordania, Irak, dan Lebanon menutup wilayah udara mereka sebagai tindakan pencegahan.
Di sisi lain, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menegaskan bahwa Israel akan menanggapi serangan rudal Iran yang terjadi pada Selasa, 1 Oktober 2024 malam.
Namun, respons tersebut akan dilakukan pada waktu dan tempat yang ditentukan oleh Israel, karena memerlukan dukungan AS untuk menyerang Iran.
Amerika Serikat saat ini memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak dan 900 di Suriah sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk pada tahun 2014 untuk melawan ISIS.
Koalisi ini juga melibatkan pasukan dari negara-negara seperti Prancis dan Inggris, yang membuat faksi-faksi bersenjata pro-Iran di Irak menuntut penarikan total pasukan AS dari kawasan tersebut.
Sejak pecahnya konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada 7 Oktober, beberapa faksi bersenjata telah menargetkan pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak dan Suriah, dengan alasan dukungan Washington terhadap Israel.
Sebagai tanggapan, AS melancarkan serangan udara terhadap markas faksi-faksi tersebut.