Peringatan kewaspadaan peningkatan kasus DBD dikeluarkan melalui surat Surat Edaran Ditjen P2P.
“Juga mendistribusikan logistik RDT NS1, larvasida, dan insektisida ke setiap provinsi,” ujarnya menerangkan.
Kemenkes Sebut Pencegahan dan Pengendalian Kasus DBD di Daerah Belum Optimal
Dia mengatakan bahwa upaya pencegahan dan pengendalian di daerah masih belum optimal karena beberapa faktor.
Misalnya, kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk mendukung program DBD, seperti PSN 3M Plus melalui gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) masih kurang.
“Pelaksanaan PSN 3M Plus oleh masyarakat belum dievaluasi hasilnya,kegiatan PSN hanya berupa kerja bakti/gotong royong membersihkan sampah kurang menyasar pada pemberantasan sarang nyamuk,” tandasnya.
Lalu, komitmen daerah dalam pencegahan DBD, termasuk deteksi dini, belum optimal karena keterbatasan SDM.
Termasuk keterbatasan anggaran APBD masih minim (DBD bukan prioritas) menyebabkan konsistensi dan intensitas program pengendalian DBD masih belum optimal.
“Perubahan iklim seperti El nino dan kondisi kepadatan penduduk kota serta mobilitas penduduk yang cukup tinggi menjadi faktor meningkatnya kasus DBD,” paparnya.