“Ketika seorang perempuan tampil, dia tidak hanya merepresentasikan jenis kelaminnya, tetapi juga harus merepresentasikan kehendak dan harapan kaum perempuan tentang hak-haknya,” kata Khotum Khotimah.
Menurutnya, jika calon kepala daerah perempuan memiliki visi misi yang mendukung kesetaraan dan aspirasi perempuan, maka masyarakat patut mendukungnya.
“Jika seorang perempuan memiliki visi misi yang mendukung kesetaraan dan aspirasi perempuan, itulah saatnya kita mendukungnya,” tambah Khotum.
Kehadiran sosok perempuan di pilkada dinilai Khotum berpotensi membawa dampak positif, khususnya dalam pembangunan sektor-sektor yang krusial bagi perempuan, seperti kesehatan reproduksi.
“Keterbatasan budaya dan sosial yang selama ini menjadi pemicu diskriminasi bisa ditekan dengan hadirnya pemimpin perempuan,” kata Khotum Khotimah.
Meski demikian, Khotum mengingatkan agar pemilih tidak hanya berfokus pada gender, tetapi juga mempertimbangkan kualitas dan kompetensi calon.
“Kompetensi dan kapasitas calon harus menjadi pertimbangan utama. Jika seorang perempuan memiliki kompetensi itu, kita harus mendukungnya,” tegasnya.
Pilkada Berbeda dengan Pileg
Walaupun Hj Nurhayati sudah memiliki karir politik di lingkup nasional, Khotum menilai bahwa pengalaman tersebut belum tentu cukup untuk Pilkada Kota Tasikmalaya.