Mereka bisa terdorong untuk melakukan hal-hal yang di luar nalar mereka, salah satunya pembunuhan.
3. Pengaruh Media dan Konten Kekerasan
BACA JUGA: Berbeda dengan Maarten Paes, Justin Hubner Belum Bisa Perkuat Timnas Indonesia
Di era digital ini, remaja sangat mudah terpapar konten kekerasan melalui film, video game, atau media sosial.
Kalau mereka tidak mendapatkan bimbingan yang tepat dari orang tua atau guru
Mereka bisa salah memahami dan meniru apa yang mereka lihat di layar
Mereka menganggap kekerasan sebagai solusi atas masalah mereka.
4. Gangguan Mental dan Emosional
Beberapa remaja yang terlibat dalam tindakan kriminal berat ternyata mengalami gangguan mental atau emosional yang tidak terdiagnosis.
Depresi berat, gangguan kecemasan, atau trauma masa lalu bisa mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang sangat ekstrem, termasuk pembunuhan.
5. Kurangnya Pendidikan Agama
Tanpa pendidikan agama yang cukup, remaja mungkin tidak memiliki landasan kuat untuk memahami mana yang benar dan salah.
Mereka bisa saja bertindak impulsif dan tidak memikirkan konsekuensi dari tindakan mereka.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil sebagai cara mencegah remaja agar tidak melalukan tindakan kriminal: