Dalam aksi massa itu para aktivis perempuan juga lantang menyuarakan protes terhadap tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh seorang anggota polisi terhadap rekan mereka.
Tidak hanya mahasiswa, aksi ini juga diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk alumni aktivis mahasiswa dan kelompok pergerakan.
Aksi tersebut sempat menimbulkan kericuhan dan pembakaran di beberapa titik di kota tersebut.
“Kami menuntut agar polisi yang terlibat kekerasan terhadap rekan kami segera dicopot dari jabatannya. Jangan sampai kejadian tahun 1996 terulang kembali di Tasikmalaya,” tegas seorang orator dalam aksi tersebut, yang disambut dengan dukungan penuh dari para demonstran.
Sementara itu aparat kepolisian terus berusaha menjaga situasi hingga gerbang utama kantor polisi tak berhasil dijebol oleh demonstran.
Akhirnya, aksi mulai mereda saat Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Joko Sulistiono dan Komandan Batalyon D Pelopor Brimob Polda Jawa Barat, Kompol Iyus Ali Yusuf naik podium.
Kedua perwira menengah itu bersama-sama memohon maaf atas aksi yang terjadi kemarin saat pelantikan DPRD Kota Tasikmalaya. Mereka berdua pun siap dievaluasi kinerjanya dan patuh terhadap keputusan pimpinannya masing-masing.
“Atas nama pribadi saya ikhlas, saya ridho dari hati yang paling dalam. Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian kemarin. Itu murni kesalahan saya sebagai manusia,” ujar Komandan Batalyon D Pelopor Brimob Polda Jawa Barat, Kompol Iyus Ali Yusuf.
“Saya ikhlas dan ridho meminta maaf yang sebesar-besarnya. Terkait dengan tuntutan rekan-rekan, saya serahkan kepada pimpinan,” sambungnya.