Para ahli juga mencatat bahwa Iran memiliki kemampuan untuk menyerang target penting di Israel, seperti kilang minyak Grup Bazan di Haifa, karena mampu menghantam pangkalan udara yang dianggap lebih sulit untuk diserang.
“Fakta mendasar yang tetap berlaku adalah bahwa Iran telah membuktikan kemampuannya untuk menyerang Israel dengan kekuatan besar jika mereka menginginkannya,” kata Derek Elifeth, seorang analis dan peneliti di CNE Group, dikutip oleh Al-Quds Al-Arabi.
“Pangkalan udara dianggap sebagai target yang sulit, dan serangan ke sana jarang menimbulkan banyak korban,” lanjutnya.
“Iran dapat memilih target lain, seperti pangkalan pasukan darat Israel yang lebih ramai atau target di wilayah sipil, yang dapat menyebabkan jumlah korban yang jauh lebih besar,” tambahnya.
Laporan tersebut juga menyoroti bahwa Israel mungkin tidak mampu bertahan dalam konflik berkepanjangan dengan Iran, terutama mengingat terbatasnya persediaan rudal pertahanan udara yang mahal.
Selain risiko militer, ada juga ancaman ekonomi dari konflik yang semakin intensif, di mana persediaan rudal pertahanan Israel bisa terkuras, membuat negara tersebut lebih rentan terhadap serangan Iran di masa mendatang.