“Kalau laki-laki sudah terlibat itu membuktikan bahwasanya PKK bukan kerjanya ibu-ibu saja,” kata Cheka, menekankan bahwa PKK adalah organisasi kemasyarakatan yang inklusif dan melibatkan semua pihak.
Ia bahkan memberikan apresiasi khusus kepada para kader laki-laki yang telah memberikan kontribusi nyata dalam berbagai kegiatan PKK.
BACA JUGA: Politeknik STTT Bandung Gelar Job Fair untuk Umum, Tersedia Lowongan Kerja Terbaru
“Hal ini membuktikan bahwa Gerakan PKK tidak hanya identik dengan ibu-ibu, tetapi juga melibatkan bapak-bapak atau kaum laki-laki yang turut memberikan kontribusi nyata,” tambahnya.
Selain memperkuat peran laki-laki dalam PKK, Cheka juga menyoroti kontribusi PKK dalam upaya pengentasan stunting di Kota Tasikmalaya.
Masalah stunting, yang kini menjadi prioritas utama pemerintah daerah, membutuhkan peran aktif dari seluruh kader PKK, baik perempuan maupun laki-laki.
“Saya ingin memberikan apresiasi kepada Tim Penggerak PKK, terutama kepada para kader yang telah berperan aktif dalam menyukseskan program-program pemberdayaan keluarga serta ikut andil dalam pengentasan stunting,” ujar Cheka.
Menutup sambutannya, Cheka menegaskan pentingnya kolaborasi antara kader perempuan dan laki-laki untuk membangun kesejahteraan kota yang dimulai dari kesejahteraan keluarga.
“Kalau keluarga tidak sejahtera, mungkinkah masyarakat bisa sejahtera? Gak mungkin. Artinya baru bisa sejahtera apabila keluarga sejahtera. Sama halnya dengan pemerintahan kota, mungkinkah kota sejahtera apabila camatnya, lurahnya, tidak ikut andil? Berkolaborasilah semuanya,” tandasnya.