Selain itu, pengrajin menggunakan mordan zat perantara yang membantu membuka pori-pori kain sehingga warna lebih meresap. Mordan alami bisa berupa tawas, kapur, atau cuka. Semua bahan ini mudah terdapat di lingkungan sekitar, sehingga Batik ini benar-benar berakar pada kearifan lokal.
Proses Pembuatan yang Penuh Kesabaran
Membuat Batik Dahon bukanlah pekerjaan instan. Prosesnya membutuhkan ketekunan dan kreativitas tinggi.
- Persiapan kain. Pertama-tama Kain terlebih dahulu dicuci bersih lalu direndam dalam larutan mordan agar siap menerima warna alami.
- Pemilihan motif. Memilih daun, bunga, atau ranting sesuai bentuk dan tekstur sesuai keinginan. Setiap pilihan memiliki karakter unik, misalnya daun jati menghasilkan motif besar yang kuat, sedangkan daun kecil memberi kesan lembut.
- Pewarnaan. Rebus buah dahon dan bahan lain untuk menghasilkan warna alami. Celupkan atau lapisi kain dengan cairan warna.
- Pencetakan motif. Daun atau bunga diletakkan di atas kain, lalu kain digulung, diikat, dan direbus atau dikukus kembali agar warna dan motif menempel sempurna.
- Finishing. Setelah dikeringkan, kain siap digunakan atau diolah menjadi berbagai produk.
Setiap tahap memerlukan kesabaran. Dari awal hingga akhir, prosesnya bisa memakan waktu beberapa hari. Inilah yang membuat Batik Dahon bernilai tinggi: selain ramah lingkungan, ia juga lahir dari kerja tangan yang penuh cinta.
Hasil Produk
Tidak hanya berupa kain lembaran, para pengrajin telah mengembangkan batik menjadi berbagai produk turunan yang sangat menarik bagi wisatawan. Ada pashmina, syal, tas, dompet, ikat kepala, topi, hingga sepatu. Bahkan, ada pula busana siap pakai seperti gaun, kemeja, atau kaus dengan sentuhan motif ecoprint.