Himbauan Bencana Hidrometeorologi dari BMKG, Apa yang Harus Dilakukan?

RADARPANGANDARAN.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara resmi mengimbau seluruh pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seiring dengan masuknya fase puncak musim hujan di Indonesia.

Imbauan ini di rilis melalui laman resmi BMKG, sebagai respons terhadap kondisi atmosfer yang saat ini semakin labil, serta semakin tingginya kandungan uap air di atmosfer wilayah Indonesia. Situasi ini membuat peluang terjadinya hujan lebat hingga sangat lebat meningkat, yang berisiko memicu terjadinya banjir, tanah longsor, banjir bandang, pohon tumbang, hingga angin puting beliung.

43,8 Persen Wilayah Indonesia Sudah Memasuki Musim Hujan

BMKG mencatat bahwa sekitar 43,8 persen wilayah Indonesia telah memasuki periode musim hujan. Untuk wilayah lain yang belum masuk musim hujan, akan menyusul pada bulan Desember dan Januari.

Kondisi atmosfer di Indonesia akhir tahun ini menunjukkan perkembangan awan hujan yang lebih cepat dan lebih padat. Kombinasi lapisan udara lembab dan pemanasan permukaan membuat awan konvektif tumbuh tinggi. Inilah yang menyebabkan hujan bisa turun mendadak dalam intensitas kuat hanya dalam rentang beberapa jam.

Dalam keterangan resminya, BMKG menyebut bahwa periode puncak musim hujan akan berlangsung antara November, Desember, Januari hingga Februari. Dalam periode ini, risiko bencana hidrometeorologi akan lebih tinggi daripada masa transisi.

Dampaknya untuk Wilayah Pesisir Termasuk Pangandaran

Untuk daerah pesisir seperti Kabupaten Pangandaran, kondisi puncak musim hujan harus mendapat perhatian lebih. Pangandaran adalah daerah yang memiliki kombinasi tiga faktor yang sensitif: