Jejak Sejarah Bungker dan Gua Jepang Pangandaran, Sudah Ada Sejak 1943, Coba Sensasinya

Sedangkan Pangandaran saat itu dianggap sebagai Benteng Pertahanan, dengan persiapan pembuatan parit dan bunker pengintai.

Akan tetapi, sebelum proyek pembangunan bungker ini selesai, Amerika menyerang Nagasaki dan Hiroshima dengan bom.

Kenyataan ini memaksa Jepang untuk segera memberhentikan seluruh orotek pembangunan dan menarik pasukannya dari Pangandaran.

Ribuan tentara Jepang akhirnya meninggalkan proyek yang belum selesai itu, yang membuat gua dan bungker ini menjadi terbengkalai.

Penjajahan Jepang di Indonesia tidak berlangsung lama, sekitar 3 tahun saja, dari tahun 1942 hingga 1945.

Kala itu, Jepang lebih banyak berfokus pada pembangunan sistem pertahanan.

Tak seperti Belanda, Jepang lebih mementingkan efisiensi dan kepraktisan dalam pembangunan infrastruktur mereka.

Sebagian besar upaya Jepang dikerahkan untuk membangun benteng-benteng pertahanan, bungker dan gua-gua, yang menjadi tempat perlindungan dan tempat penyimpanan senjata.

Pembangunan ini dilakukan dengan biaya yang sekecil mungkin, dengan menggunakan sistem “romusha” terhadap penduduk setempat.

Sementara Belanda telah membangun berbagai jenis infrastruktur, dari jalan, irigasi, hingga bangunan monumental.

Bangunan-bangunan monumental ini, yang sekarang sering kita sebut dengan sebutan ‘bangunan Belanda yang bisa kita lihat di beberapa kota besar di Indonesia.

Gua dan bungker Jepang ini bisa kita jumpai di beberapa wisata-pangandaran/">tempat wisata pangandaran seperti bukit cagar alam dan kawasan bukit pasir putih.

Sebagai saksi sejarah, bungker dan gua jepang pangandaran ini menjadi pengingat akan sejarah yang terjadi di masa lalu.