Walau sebagian masyarakat kini memandang prosesi ini lebih sebagai tradisi budaya dibanding ritual mistis, penghormatan kepada Nyi Roro Kidul tetap dijalankan sebagai wujud menjaga kearifan lokal yang sudah mengakar kuat.
4. Filosofi Membuang Kepala Kerbau atau Kambing ke Tengah Laut
Salah satu prosesi yang paling ikonik dalam Hajat Laut Pangandaran adalah membuang kepala kerbau atau kambing ke tengah laut.
Filosofi dari tindakan ini adalah simbol pengorbanan sebagai tanda rasa syukur dan doa keselamatan. Kepala kerbau atau kambing dianggap sebagai persembahan paling sakral karena melambangkan kekuatan, keberanian, sekaligus pengabdian.
Bagi nelayan, ritual ini menjadi bentuk penghormatan kepada laut yang selama ini memberi mereka kehidupan. Dengan membuang kepala kerbau, masyarakat berharap agar laut tetap memberikan hasil melimpah serta melindungi mereka dari mara bahaya.
5. Even Budaya Tahunan
Seiring berkembangnya zaman, Hajat Laut Pangandaran bukan lagi sekadar ritual keagamaan atau tradisi nelayan, tetapi telah menjadi event budaya tahunan.
Pemerintah daerah dan masyarakat setempat mengemas acara ini dengan meriah. Selain prosesi adat, biasanya ada berbagai pertunjukan seni, arak-arakan perahu hias, hingga festival kuliner khas pesisir.
Event ini rutin digelar sekali dalam setahun, biasanya antara bulan Juli hingga September, mengikuti musim panen ikan. Ribuan wisatawan lokal maupun mancanegara datang untuk menyaksikan kemeriahan tradisi ini.
Hajat Laut pun menjadi daya tarik wisata budaya yang mampu memperkuat identitas Pangandaran sebagai daerah dengan kekayaan budaya dan pariwisata.