oleh

Mangrove, Pahlawan Penyelamat Garis Pantai Pangandaran

RADARPANGANDARAN.COM – Pernahkah kamu berjalan di tepi pantai dan merasakan bagaimana angin laut berhembus kencang, membawa aroma asin yang khas? Indah ya. Tapi di balik keindahan itu, ada ancaman yang pelan-pelan menggerus pesisir. Mulai dari abrasi, gelombang besar, bahkan banjir rob. Nah, di sinilah mangrove hadir sebagai pahlawan sunyi yang sering kali kita lupakan.

Mangrove bukan sekadar pohon aneh dengan akar yang menjuntai ke segala arah. Ia adalah benteng hidup. Akar-akar kuatnya menahan pasir dan lumpur agar tidak hanyut terbawa arus, sementara batangnya menjadi tameng alami dari gelombang.

Saat tsunami Aceh 2004 misalnya, beberapa penelitian menemukan bahwa wilayah dengan mangrove yang rapat relatif lebih terlindungi dibanding kawasan tanpa mangrove. Artinya, mangrove tidak hanya pohon pesisir, tetapi juga penyelamat kehidupan manusia.

Penjaga Ekosistem Laut

Lebih dari itu, mangrove juga rumah bagi kehidupan. Burung-burung menjadikannya tempat singgah, ikan kecil dan udang menjadikan akarnya sebagai tempat bersembunyi. Bagi nelayan lokal, keberadaan mangrove berarti keberlimpahan hasil laut. Ekosistem yang seimbang ini membuat pantai tetap hidup. Maka, menjaga mangrove sama artinya menjaga pangan, pekerjaan, sekaligus masa depan.

Namun, menjaga saja tidak cukup. Kita juga perlu menanam. Menanam mangrove memang tidak sesederhana menanam bunga di halaman rumah. Bibit harus dipilih dengan cermat, ditanam di lumpur pesisir yang kadang licin dan berair, serta dijaga agar tidak hanyut terbawa arus. Tapi ada rasa bahagia yang sulit dijelaskan ketika melihat bibit kecil itu berdiri tegak, melawan gelombang, seakan berjanji: “Aku akan tumbuh, menjaga pantai ini.”

Edukasi Mangrove, Titik Kesadaran Masyarakat Pangandaran

Di Pangandaran, kesadaran itu mulai tumbuh menjadi gerakan nyata. Wisata Edukasi Mangrove Bulak Setra di Desa Babakan kini jadi salah satu bukti nyata kepedulian masyarakat terhadap ekosistem pantai.