Memasuki Hari ke-3, Siswa MAN 5 Garut Hilang di Pantai Pangandaran, Tim SAR Gabungan Memperluas Area Pencarian

RADARPANGANDARAN.COM — Tim SAR gabungan memperluas area pencarian korban siswa MAN 5 Garut hilang di Pantai Pangandaran memasuki hari ke-3. Sampai Senin 2 September 2024 siang, siswa MAN 5 Garut yang hilang di Pantai Pangandaran belum ditemukan. Pencarian siswa MAN 5 Garut pun terus dilakukan tim SAR gabungan. Siswa MAN 5 Garut hilang di Pantai Pangandaran itu adalah Sahrul Maulana. Berusia 16 tahun. Sahrul Maulana terseret arus di Pantai Barat Pangandaran pada Sabtu 31 Agustus 2024 sekitar pukul 16.00. BACA JUGA: Nih, Daftar Mobil Bisa Isi BBM Pertalite Per 2 September 2024 dan Harga BBM Pertamina Hari Ini Lokasi hilangnya Sahrul Maulana yaitu Pantai Barat Pangandaran, tepatnya di depan Hotel Sandaan. Kepala Pos SAR Pangandaran Edwin Purnama mengatakan, memasuki hari ketiga pencarian korban, Tim SAR gabungan terus memperluas pencarian dari titik awal menghilangnya pelajar tersebut. "Kita perluas pencarian sampai 3 kilometer," ungkap Kepala Pos SAR Pangandaran Edwin Purnama, Senin 2 September 2024. Menurutnya, gelombang yang cukup tinggi sempat menyulitkan dalam proses pencarian Sahrul. BACA JUGA: Pelajaran Penting Timnas Indonesia U20 dari Seoul Earth On Us Cup 2024 "Gelombang dan tiupan angin yang kencang," bebernya. Pencarian Sahrul menggunakan perahu dan dilakukan juga di darat. "Untuk hari ini, kita belum menemukan tanda-tanda keberadaan pelajar tersebut," ujarnya. Sebelumnya, Sahrul Maulana, seorang pelajar berusia 16 tahun dari MAN 5 Garut, hilang terseret arus di Pantai Barat Pangandaran. Korban terseret arus laut pada Sabtu 31 Agustus 2024 sekitar pukul 16.00. Kejadian ini terjadi di depan Hotel Sandaan. BACA JUGA: Pesan Bijak Gus Baha, Merasa Bisa Melakukan Semuanya Itu Adalah Sifat Fir’aun, Simak Lengkapnya di Sini! Iptu Anang Tri, Kasatpol Airud Polres Pangandaran, mengonfirmasi bahwa Sahrul merupakan warga Karoya Lebak, Cibatu, Kabupaten Garut. Dia hilang saat berenang bersama seorang temannya, Soleh, setelah mengikuti kegiatan kemah di Pamugaran, Kecamatan Pangandaran. "Soleh berhasil diselamatkan oleh perahu pesiar, sementara Sahrul terseret jauh ke tengah laut dan hingga kini belum ditemukan," ujarnya kepada Radar Tasikmalaya, Minggu 1 September 2024. Lokasi Pantai Berarus Deras Ketua SAR Barakuda Pangandaran, Sakio Andrianto, menyebutkan bahwa Sahrul mengikuti kegiatan Pramuka sebelum insiden tersebut terjadi. "Kegiatan Pramuka ini diikuti oleh beberapa sekolah MAN di Jawa Barat," ungkapnya. Sakio menambahkan bahwa Pos 4, lokasi hilangnya Sahrul, dikenal memiliki arus yang cukup kuat, serupa dengan Pos 5 dekat Taman Pangandaran Sunset. Sejak awal tahun 2024, Pantai Barat Pangandaran telah menjadi lokasi beberapa kecelakaan laut yang berakibat fatal. Beberapa insiden sebelumnya termasuk seorang remaja bernama Mohammad Dimas dari Kecamatan Banjarsari yang tewas tenggelam pada 12 Februari 2024 di Pos 5 Pantai Barat Pangandaran. Dua warga Kabupaten Ciamis, Muh Muhtadin dan Rifki, juga meninggal terseret arus saat bermain papan seluncur pada hari Jumat di Pos 5. Korban lainnya, Hafiz Arrafi, dari Kabupaten Bandung, tewas terseret arus pada 13 Juni 2024, dan Haris Riswandi dari Astana Anyar, Kota Bandung, meninggal ketika berusaha menolong temannya di Pos 3. Dengan kondisi arus yang berbahaya di beberapa titik Pantai Pangandaran, pengunjung diimbau untuk lebih berhati-hati dan mengikuti aturan keselamatan yang ada. (deni nurdiansah)