oleh

Membaca Alam, Menulis Sejarah: Narasi Lokal Pangandaran yang Terpinggirkan

RADARPANGANDARAN.COM- Narasi lokal Pangandaran yang selama ini kurang mendapat perhatian dalam catatan sejarah dan pariwisata mainstream.

Dengan “membaca alam” sebagai cara memahami hubungan masyarakat dengan lingkungan sekitar, artikel ini mengungkap bagaimana kisah, tradisi, dan pengetahuan lokal terpinggirkan oleh narasi besar yang lebih dominan, Melalui sudut pandang budaya dan ekologi.

Pangandaran, sebuah wilayah di pesisir Jawa Barat, dikenal luas dengan keindahan pantainya dan ekowisata yang menawan.

Namun, di balik pesona alam dan geliat pariwisatanya, tersimpan narasi lokal yang sering terpinggirkan dan terlupakan.

Narasi ini bukan hanya tentang sejarah formal, tapi kisah-kisah yang hidup dalam tradisi, alam, dan ingatan masyarakat setempat.

Artikel ini mengajak kita “membaca alam” sebagai sumber pengetahuan yang kaya dan mencoba menulis ulang sejarah dari perspektif lokal yang selama ini kurang mendapat tempat.

Narasi Lokal yang Terabaikan

Masyarakat Pangandaran memiliki cerita dan tradisi turun-temurun yang merefleksikan hubungan erat mereka dengan alam sekitar.

Sayangnya, narasi resmi sejarah maupun pengembangan pariwisata lebih menonjolkan sisi modern dan komersial, sehingga kisah-kisah asli masyarakat kerap luput dari perhatian.

Hal ini membuat identitas budaya lokal terancam terkikis dan narasi mereka menjadi terpinggirkan.

Membaca Alam sebagai Sumber Pengetahuan

Alam di Pangandaran bukan sekadar latar belakang, tapi medium komunikasi dan sumber inspirasi masyarakat.