Pangandaran

Mitos Pangandaran yang Masih Hidup di Tengah Masyarakat

RADARPANGANDARAN.COM- Mitos di Pangandaran masih menjadi bagian kehidupan masyarakat/">di tengah masyarakat, pasalnya mitos menjadi bagian tradisi yang turut ikut berdampingan.

Pangandaran bukan sekedar menawarkan panorama indah sebagai destinasi wisata saja, akan tetapi menyimpan beragam cerita mistis serta mitos yang masih dipercaya masyarakat hingga kini.

Kehadiran mitos ini membentuk identitas budaya lokal dan menambah daya tarik wisatawan yang penasaran dengan kisah-kisah di baliknya.

Masyarakat tetap menjaga mitos ini sebagai bagian dari warisan turun-temurun yang memperkaya kehidupan sosial dan spiritual.

Legenda Nyai Pangandaran

Masyarakat setempat meyakini kisah tentang Nyai Pangandaran, sosok perempuan yang dianggap sebagai pelindung laut. Mereka percaya Nyai Pangandaran menjaga wilayah pesisir dari marabahaya.

Sebagian nelayan masih melakukan doa khusus sebelum melaut, karena mereka yakin Nyai Pangandaran ikut menjaga keselamatan mereka.

Legenda ini membuat banyak orang tetap menghormati laut dan tidak berani bertindak sembarangan.

Pantangan Memakai Pakaian Hijau di Pantai

Salah satu mitos paling populer di Pangandaran adalah larangan memakai pakaian berwarna hijau ketika berada di pantai.

Masyarakat percaya bahwa warna hijau berkaitan dengan penguasa laut selatan, Nyai Roro Kidul. Orang yang melanggar diyakini berisiko tertarik arus laut dan hilang terbawa ombak.

Meski sebagian orang menganggap ini hanya sugesti, masyarakat tetap menghormati pantangan tersebut demi keselamatan.

Ritual Nelayan Menjaga Laut

Para nelayan Pangandaran masih melakukan ritual tertentu sebelum melaut. Mereka membawa sesajen dan berdoa di tepi pantai sebagai bentuk penghormatan kepada penguasa laut. Ritual ini mereka yakini dapat menolak bala dan memberi rezeki yang melimpah. Tradisi tersebut berlangsung turun-temurun, sekaligus mencerminkan kearifan lokal dalam menjaga hubungan dengan alam.