Menurut dia, isu gempa di zona megathrust sudah lama, bahkan sudah ada sejak sebelum terjadi Gempa dan Tsunami Aceh 2004.
Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini, kata dia, bukan bentuk peringatan dini yang seolah-olah dalam waktu dekat akan terjadi gempa besar.
”Tidak demikian,” katanya.
BMKG hanya mengingatkan kembali keberadaan Zona Megathrust Selat Sunda sebagai sebuah potensi yang diduga para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.
Karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu, maka seismic gap harus diwaspadai.
Ditegaskan bahwa muncul kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust tidak berkaitan langsung dengan kejadian gempa 7,1 magnitudo di Tunjaman Nankai dan Prefektur Miyazaki Jepang.
Hal menarik bahwa gempa yang memicu tsunami kecil pada 8 Agustus 2024 menciptakan kekhawatiran di kalangan ilmuwan, pejabat negara dan publik di Jepang akan potensi terjadi gempa dahsyat di Megathrust Nankai.
Peristiwa seperti ini menjadi pengingat penting bagi Indonesia tentang potensi gempa di wilayah seismic gap Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.