oleh

Petilasan Kyai Haji Abdul Hamid, Jejak Perjuangan Ulama Pangandaran Merebut Kemerdekaan Negara Indonesia

BACA JUGA: Heboh! Diduga Larang Dokter Pakai Jilbab, Rumah Sakit Ini Minta Maaf kepada Publik

Mushola tersebut sampai sekarang masih ada dan sering dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah.

Dikisahkan, dulu setelah peristiwa Bandung Lautan Api, Kiyai Haji Abdul Hamid datang ke sini bersama murid-muridnya untuk bersembunyi.

Keadaan saat itu memang tidak kondusif, beliau dituduh jadi antek Belanda. Pihak Darul Islam melakukan tekanan yang kuat kepada beliau.

BACA JUGA: pangandaran/jembatan-sodongkopo-pangandaran-dilengkapi-trotoar-140-meter-diyakini-jadi-ikon-baru-wisata/">Jembatan Sodongkopo Pangandaran Dilengkapi Trotoar 140 Meter, Diyakini Jadi Ikon Baru Wisata

Keadaan itulah yang membuat sang kiyai melakukan pemindahan kegiatan pengajian ke tempat persembunyian ini.

Akhirnya, pengajian berlangsung di Gunung Putu, yang sekarang kadi tempat petilasannya, lokasinya berada di bawah Gunung Singkup.

Selain mengadakan pengajian, di tempat ini pula Kiyai Haji Abdul Hamid merencanakan sebuah strategi untuk mengjadapi kondisi sulit yang dialaminya.

Dari sini kita mengambil pelajaran yang berharga, bahwa kemerdekaan negara Indonesia diperjuangkan dengan segala jerih payah.

Banyak pejuang dari berbagai kalangan bersatu memperjuangkan negara tercinta ini, dengan segala daya upaya, termasuk nyawa dipertaruhkan.

Karena itu kemerdekaan negara Indonesia bukan pemberian atau hadiah, tapi hasil perjuangan dan pengorbanan para pejuang.

Dan para ulama merupakan salah satu kelompok yang terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Jejak perjuangan ulama dalam membangun kesadaran warga akan pentingnya perjuangan sangat penting dalam sejarah bangsa

Mereka juga secara aktif membimbing masyarakat untuk berjuang merebut kemerdekaan.