“Itu dulu zaman Nabi, pas Perang Khandaq, pas Perang Tabuk, pas beberapa perang. Itu orang yang paling miskin pun turun,” kata Gus Baha.
Sayangnya, ada orang-orang munafik yang mencibir kontribusi kecil tersebut dengan berkata, “Allah nggak butuh, shodaqoh kok hanya satu kilo.” Mereka menganggap Allah tidak memerlukan sedekah yang sedikit, misalnya hanya satu kilo.
Namun, efek dari sedekah kecil itu sangat besar. “Coba bayangkan efek dari shodaqoh satu kilo itu. Misalnya, orang miskin yang ikut perang ada tiga ribu, dan semuanya memakan dari uangnya sendiri. Setidaknya mereka tidak jadi beban negara, dan mental mereka menjadi patriotik,” jelasnya.
Lebih dari sekadar memberi, kedermawanan di masa perang tersebut juga membentuk mental patriotik.
Menurut Gus Baha, ketika orang-orang miskin yang turut berperang membawa bekal dari hasil usaha mereka sendiri, mereka tidak hanya membantu negara, tetapi juga membangun mental yang kuat dan mandiri.
Pesan bijak Gus Baha ini mengajarkan kita bahwa kedermawanan bukan hanya tentang seberapa banyak yang kita berikan, tetapi tentang bagaimana niat memberi itu membentuk karakter dan mental kita.