Namun, ia menekankan bahwa teknologi tidak bisa menentukan penilaian akhir, yang selalu memerlukan intervensi manusia.
“Sebelumnya, keputusan diambil oleh individu dalam manajemen, tetapi sekarang kita menghadapi tim yang terdiri dari pengamat dan ‘teknisi’ yang menganalisis data, hasil, dan performa atlet,” paparnya.
“Bahkan, dalam beberapa kasus, pemain dapat dipilih melalui algoritma, sehingga sepak bola menjadi kurang romantis dan hampir seperti industri,” tuturnya.
“Teknologi tidak selalu sempurna. Ini adalah aspek penting dalam masyarakat kita, alat yang dapat membantu mencapai tujuan, tetapi tidak menentukan penilaian akhir yang selalu memerlukan komponen manusia,” pungkasnya.
Page: 1 2
RADARPANGANDARAN.COM - Di tahun 2025, pasar smartphone kelas menengah makin panas dengan kehadiran berbagai pilihan…
RADARPANGANDARAN.COM - Musim liburan pertengahan tahun 2025 sudah di depan mata. Saatnya merencanakan liburan bersama…
RADARPANGANDARAN.COM - HP Redmi Note 13 Pro 5G menjadi sorotan sejak peluncurannya pada akhir Februari…
RADARPANGANDARAN.COM – Mantan Kapolresta Tasikmalaya resmi sandang bintang dua mulai 23 Mei 2025. Siapa mantan…
RADARPANGANDARAN.COM – Sebanyak 49 personel Polri naik pangkat. Mereka mendapatkan kenaikan ke jenjang Brigadir Jenderal…
RADARPANGANDARAN.COM – Siti Fatimah. Seorang ibu rumah tangga asal Desa Hargobinangun. Kabupaten Sleman. Provinsi Daerah…
This website uses cookies.