“Gol itu adalah emosi terindah dalam hidup saya, lalu VAR menghancurkan segalanya. Saya sangat kecewa, tetapi hal seperti ini memang bisa terjadi, terutama dalam sepak bola modern. Saya ingin memberikan lebih banyak,” lanjutnya.
“Ya, tentu saja malam ini sangat luar biasa. Saya bahkan tidak menemukan kata-kata untuk menggambarkannya,” ungkapnya.
Camarda juga menyebutkan bahwa tampil di Liga Champions adalah impiannya sejak kecil dan mengakui bahwa pengalaman ini benar-benar di luar bayangannya.
“Ini adalah malam yang kamu impikan sejak kecil, jadi wajar saja, entah itu 70 menit, 15 menit, atau 5 menit, kamu memberikan segalanya. Untuk masa depan, entah di Milan, Youth League, atau apa pun yang datang, saya akan menerimanya,” tuturnya.
“Kamu selalu membayangkan malam seperti ini. Kamu melihatnya di kepala, di taman bermain. Dan akhirnya, itu benar-benar terjadi. Apa pun yang terjadi, terjadilah,” pungkasnya.