Costacurta menjelaskan bahwa meskipun Gattuso tidak memiliki keterampilan teknis terbaik, ia berhasil bermain di level tertinggi selama lebih dari satu dekade, termasuk memenangkan Piala Dunia, berkat mentalitas dan kepemimpinannya.
“Gattuso datang ke Milan tanpa tahu cara mengontrol bola dengan baik. Tapi dia bermain selama 10 tahun di level tertinggi dan menjadi juara dunia, berkat mentalitas dan kepemimpinannya,” lanjutnya.
Costacurta juga menyoroti bahwa saat itu Gattuso bermain bersama para pemenang Ballon d’Or, tetapi pengaruhnya di lapangan tidak diragukan lagi.
“Saya tidak ingin menyebutkan terlalu banyak soal Milan saya, tetapi dia bermain bersama pemain-pemain yang memenangkan Ballon d’Or. Apakah Gattuso berbakat? Tentu saja,” tegasnya.
Di sisi lain, ketika berbicara tentang Leao, Costacurta merasa bahwa ekspektasi terhadap pemain asal Portugal ini belum sepenuhnya terpenuhi.
Meski Leao unggul dalam kekuatan fisik dan kecepatan, ia masih belum mencapai potensi maksimalnya dalam aspek yang lebih teknis, seperti penyelesaian akhir dan assist.
“Kita terus membicarakan Leao, tetapi dari segi performa, mungkin dia ada di urutan kedua belas. Mengapa kita bicara tentang Leao? Karena kita berharap banyak darinya,” ujar Costacurta.