Pada musim itu, ia mencatatkan 9 penampilan dan mencetak 3 gol. Keahliannya mengolah bola dan kepribadiannya yang berani membuatnya menonjol di antara rekan-rekan sebayanya, yang juga menjadi pemain profesional seperti Zanchi, Pavan, Viali, Locatelli, Chianese, dan Pisani.
Sebagai gelandang muda, Morfeo dikenal dengan kemampuan mencetak gol, memberikan assist yang luar biasa, dan tendangan kaki kiri magis yang memberi julukan “Maradona Kecil.”
Penampilan apiknya bersama Atalanta menarik perhatian Fiorentina, yang segera merekrutnya untuk bermain bersama bintang-bintang seperti Batistuta, Rui Costa, dan Lulù Oliveira.
Morfeo tampil cukup gemilang dengan mencatatkan 26 penampilan, 5 gol, dan beberapa assist.
Penampilannya ini membuat AC Milan tertarik, namun ia tak bisa menemukan performa terbaiknya di sana karena tidak dimainkan di posisi gelandang serang.
Bersama Rossoneri, ia hanya tampil dalam 11 pertandingan dan mencetak 1 gol.
Morfeo kemudian dipinjamkan ke Cagliari, dan kemudian kembali ke pelatih lamanya, Cesare Prandelli, yang saat itu melatih Verona.
Kehadirannya di Verona membawa perubahan besar, dengan mencetak 5 gol dalam 10 pertandingan, dan umpan aksi-umpan matangnya membuat decak kagum para penonton.