by

Domenico Morfeo: Maradona Kecil yang Berakhir Jadi Pengusaha Restoran

Penampilan apiknya bersama Atalanta menarik perhatian Fiorentina, yang segera merekrutnya untuk bermain bersama bintang-bintang seperti Batistuta, Rui Costa, dan Lulù Oliveira.

Morfeo tampil cukup gemilang dengan mencatatkan 26 penampilan, 5 gol, dan beberapa assist.

Penampilannya ini membuat AC Milan tertarik, namun ia tak bisa menemukan performa terbaiknya di sana karena tidak dimainkan di posisi gelandang serang.

Bersama Rossoneri, ia hanya tampil dalam 11 pertandingan dan mencetak 1 gol.

Morfeo kemudian dipinjamkan ke Cagliari, dan kemudian kembali ke pelatih lamanya, Cesare Prandelli, yang saat itu melatih Verona.

Kehadirannya di Verona membawa perubahan besar, dengan mencetak 5 gol dalam 10 pertandingan, dan umpan aksi-umpan matangnya membuat decak kagum para penonton.

Musim berikutnya, ia kembali ke Atalanta dan mencetak 5 gol dalam 17 penampilan, tetapi mulai mengganggu ruang ganti tim karena karakter kerasnya.

Morfeo juga sering mengalami cedera dan sulit mengendalikan kepribadian yang kuat serta kurang mau berkorban, sebuah kualitas yang penting di Serie A untuk bisa bersaing di level tertinggi.

Setelah musim yang buruk di Fiorentina yang berakhir dengan degradasi ke Serie B, Inter Milan di bawah Arah Cuper memberi Morfeo kesempatan kembali ke kancah utama Liga Italia.

Di Inter, ia tampil dalam 17 pertandingan dan mencetak 1 gol, namun dinilai kurang cocok bermain di klub besar karena membutuhkan kebebasan bermain tanpa tugas bertahan.

Selain itu, Morfeo membutuhkan lingkungan yang sepenuhnya mendukungnya, suatu kondisi yang sulit dicapai di klub besar seperti Inter atau Milan.