Namun, ia mendukung keputusan pelatih Fonseca untuk menggantinya dengan Okafor, meski mendapat kritikan dari beberapa pihak.
“Mari kita lupakan sejenak tentang Eropa. Format baru turnamen ini memang cenderung menghasilkan anomali seperti ini. Di babak kedua melawan Leverkusen, saya menyukai Milan, tetapi saat melawan Fiorentina, mereka mundur: saya melihat tim yang turun ke lapangan tanpa keinginan untuk bertarung,” ujarnya.
“Sesekali mereka terbangun, bermain bagus selama 10-15 menit, lalu kembali tertidur. Ini masalah sikap. Milan kalah di Firenze terutama karena mereka kurang menginginkan kemenangan dibandingkan lawan mereka,” jelasnya.
“Leao memang melakukan hal-hal menarik di babak kedua. Dia terlihat lebih terlibat dalam permainan, berbeda dari biasanya,” tambah Capello.
“Namun, Fonseca menjelaskan alasan pergantian dengan Okafor. Dia menginginkan lebih banyak kedalaman, dan tentu saja pemain Swiss itu memberikan lebih banyak ketimbang Leao,” lanjutnya.
“Saya tidak akan pernah mengkritik pelatih atas pilihan teknis atau taktisnya. Ia mengambil risiko dengan strategi yang berbeda. Mungkin hasilnya buruk, tetapi itu adalah tanggung jawabnya untuk membuat keputusan,” pungkas Capello.