“Meskipun ini adalah derby paling bergengsi di Eropa dan karena itu paling kompetitif (tidak ada yang memiliki 10 gelar Liga Champions yang dibagi antara dua tim), para pendukung pergi bersama ke stadion, bersorak, menderita, saling mengejek dengan cara yang sehat, dan kemudian pulang dengan damai,” terangnya.
Galliani kemudian mengkritik Hakan Calhanoglu, mantan pemain Milan yang kini membela Inter, karena dianggap berusaha memancing ketegangan seperti layaknya derby Istanbul.
Menurutnya, provokasi dan ejekan semacam itu seharusnya hanya dilakukan oleh para pendukung, sementara para profesional harus menjaga sikap yang lebih terhormat.
“Selama beberapa tahun ini, pria ini berusaha keras untuk mengubah derby Milan menjadi derby Istanbul, di mana ada adegan-adegan buruk dari pihak klub, manajemen, pelatih, pemain, dan pendukung,” kecamnya.
“Sudah seharusnya beberapa teman manajer Inter menjelaskan kepadanya bahwa ini adalah derby Milan dan mengajaknya untuk berhenti memprovokasi, karena derby Milan sudah sangat indah seperti ini dan saya berharap tidak pernah berubah,” tambahnya.
“Menurut saya, ejekan dan provokasi harus dibiarkan kepada pendukung, sedangkan para profesional harus bersikap berbeda,” tuturnya.