“Bahkan dalam beberapa kasus, pemain dapat dipilih melalui algoritma, sehingga sepak bola menjadi kurang romantis dan hampir seperti industri,” tuturnya.
“Teknologi tidak selalu sempurna. Ini adalah alat penting dalam masyarakat kita yang dapat membantu mencapai tujuan, tetapi penilaian akhir tetap membutuhkan komponen manusia,” pungkasnya.