“Saya sering terlambat ke latihan. Klub mencoba menutupi semuanya. Mereka mendenda saya, tapi saya tidak peduli. Depresi saya sudah mencapai tingkat yang tidak ingin saya ingat,” kenangnya.
Ia juga mengungkapkan bagaimana ia salah menanggapi niat baik Presiden Inter, Massimo Moratti, yang mencoba membantunya melewati masa kelam tersebut dengan menawarkan untuk mengirimnya ke klinik rehabilitasi di Swiss.
Namun, Adriano malah tidak memahami niat tersebut dan menganggap Moratti ingin mengirimnya ke rumah sakit jiwa.
“Suatu hari Moratti berkata kepada saya, ‘Kami ingin mengirimmu ke tempat khusus.’ Mereka ingin mengirim saya ke klinik rehabilitasi di Swiss,” tuturnya.
“Saya mengalami depresi. Saya tidak mengerti apa yang mereka bicarakan: ‘Mengapa Anda mencoba mengirim saya ke rumah sakit jiwa?’ Saya mulai merasa gelisah. Seorang pemain dirawat di klinik rehabilitasi? Sialan, tidak,” pungkasnya.