oleh

Luca Lucci Diduga Perintahkan Pembunuhan Enzo Anghinelli untuk Kuasai Curva Sud AC Milan

Ia juga dikenal memiliki hubungan dekat dengan organisasi mafia dan perannya di lingkungan ultras AC Milan tidak hanya sebagai pemimpin suporter, tetapi juga terkait dengan operasi kriminal yang melibatkan perdagangan narkoba dan pengaruh di stadion.

Pada 2018, Lucci ditangkap karena terkait dengan perdagangan kokain, meskipun keterlibatannya dalam dunia kejahatan telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Ia juga diduga menjadi tokoh utama di balik berbagai serangan kekerasan terkait perebutan kekuasaan di kalangan ultras Milan, termasuk yang melibatkan Enzo Anghinelli setelah penangkapan tangan kanannya Daniele Cataldo.

Cataldo diduga menjadi pengemudi skuter dalam serangan terhadap Anghinelli, sementara Lucci diduga sebagai otak di balik perintah pembunuhan tersebut.

Motif di balik serangan ini ternyata bukan terkait narkoba, tetapi persaingan dalam menguasai kelompok ultras Milan, terutama kelompok “Black Devil” yang dipimpin oleh Domenico “Mimmo” Vottari dari Calabria, menurut Corriere della Sera.

Anghinelli bersama dengan Verga dan mantan pemain Serie A, Beppe Sculli, diduga mendukung upaya untuk mengambil alih kekuasaan dari Lucci.

Namun, Lucci berhasil mempertahankan kekuasaannya dengan dukungan dari keluarga Barbaro, salah satu klan ‘Ndrangheta paling kuat di Calabria.

Kisah kekerasan ini seolah menjadi bagian dari sejarah panjang kriminal di kalangan ultras sepak bola Italia, baik di kubu AC Milan maupun Inter.

Dua tahun setelah percobaan pembunuhan Anghinelli, pemimpin ultras Inter, Vittorio Boiocchi, juga dibunuh, memicu perebutan kekuasaan yang berakhir dengan pembunuhan bos Antonio Bellocco oleh pemimpin kubu Nord, Andrea Beretta.