Dia menekankan bahwa pengalaman ini sangat membekas dalam ingatannya karena wasit Anthony Taylor tampaknya tidak ingin melihat timnya menang.
Terakhir, Mourinho berharap wasit akan bertindak lebih baik ketika ia melatih Fenerbahçe dibandingkan saat menjadi juru taktik AS Roma sebelumnya.
“Pertama-tama, saya ingin melaju di Liga Europa. Ini adalah format baru yang tidak dikenal oleh semua orang, tetapi kami harus mencobanya. Saya sudah melatih 200 pertandingan di Eropa, tetapi kali ini akan berbeda,” ujarnya.
“Wasit? Saya tidak pernah memiliki masalah dengan UEFA. Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan presidennya, saya menjadi bagian dari sejarah mereka, dan mereka mengetahuinya,” terangnya.
“Dalam final Liga Europa melawan Sevilla, VAR dan wasit memutuskan bahwa kami tidak boleh memenangkan pertandingan, sementara bagi 1 juta orang, itu adalah penalti. Tahun ini melawan Lille, penalti yang sangat aneh diberikan,” sindirnya.
“Ketika saya mati, saya tidak akan pernah melupakan final yang saya mainkan dengan Roma, dan saya berharap akan lebih baik bersama Fenerbahçe,” pungkasnya.