Mereka mengunggah video latihan, testimoni perubahan tubuh, hingga tips menjaga konsistensi. Konten tersebut mendorong orang lain untuk mencoba, terutama generasi muda yang terbiasa mencari inspirasi gaya hidup melalui platform digital.
Manfaat yang Terasa Nyata
Masyarakat yang rutin berlatih rektet dan low-impact merasakan manfaat nyata. Mereka melaporkan peningkatan stamina, kualitas tidur yang lebih baik, dan penurunan tingkat stres.
Selain itu, gerakan low-impact membantu menjaga kesehatan sendi sehingga cocok untuk mereka yang berusia di atas 40 tahun.
Para dokter olahraga bahkan merekomendasikan jenis olahraga ini sebagai pilihan aman bagi pasien yang sedang dalam masa pemulihan cedera.
Tren yang Menjangkau Semua Kalangan
Olahraga rektet dan low-impact kini tidak hanya digemari oleh kalangan urban. Komunitas di daerah pun mulai mengadopsinya karena kemudahan dalam mempraktikkan gerakan.
Orang bisa melakukannya di rumah, di taman, atau di ruang komunitas tanpa membutuhkan peralatan mahal. Fleksibilitas inilah yang membuat tren ini menjangkau berbagai lapisan masyarakat.
Masa Depan Kebugaran Lebih Inklusif
Dengan meningkatnya popularitas rektet dan low-impact, tren kebugaran bergerak menuju arah yang lebih inklusif. Olahraga tidak lagi identik dengan beban berat atau latihan ekstrem.
Sebaliknya, masyarakat kini lebih memilih aktivitas yang menyehatkan sekaligus ramah bagi tubuh. Jika tren ini terus berlanjut, industri kebugaran Indonesia berpeluang berkembang lebih pesat dan sehat, karena mampu menjangkau berbagai kalangan tanpa terkecuali.