“Banyak orang harus menghadapi situasi yang tak pernah mereka duga, dan itu membuat saya berpikir lebih jauh tentang arti hidup,” tambahnya.
Ia juga menceritakan saat-saat panik yang dirasakannya ketika tim yang dilatihnya berhadapan dengan Sampdoria.
Saat itu, Prandelli berjanji pada dirinya sendiri bahwa jika ia kembali mengalami kepanikan serupa, ia akan berhenti melatih. Ketika hal tersebut terjadi lagi, ia menepati janjinya untuk mundur.
“Saya merasa tidak nyaman, mungkin hubungan emosional saya dengan Firenze terlalu kuat. Pada satu pertandingan, saya mengalami momen singkat yang hampir seperti panik. Saya berkata pada diri sendiri, ‘jika terjadi lagi, saya akan berhenti’,” ujarnya.
“Dan memang, itu terjadi lagi. Saya ingat betul saat melawan Sampdoria, ketika Quagliarella mencetak gol. Ketika saya bertemu dengannya lagi, saya bahkan sempat berkata, ‘kamu yang membuat saya berhenti’,” kenangnya.
Kemudian, diketahui bahwa salah satu katup jantungnya sempat kolaps, menunjukkan bahwa kondisi mentalnya turut mempengaruhi kesehatan fisiknya.
Pada akhirnya, Prandelli menegaskan bahwa ia tak lagi berminat kembali ke dunia kepelatihan, terutama setelah menyaksikan sikap pemilik klub-klub baru di Italia yang dinilainya tak menghargai para legenda olahraga.