“Paru-parunya sangat terinfeksi hingga tidak mampu merespon sepsis. Mengapa? Karena penggunaan vape yang berlebihan,” tambahnya.
“Ketika orang-orang mengatakan kepada kalian untuk tidak vaping, dengarkanlah. Vape ini benar-benar membunuh.”
Vape mengandung nikotin, zat adiktif yang dapat menyebabkan kecanduan dan berbagai penyakit paru-paru, seperti cedera paru akut, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan asma.
Sedangkan bahan kimia seperti diacetyl yang terkandung dalam vape dapat menyebabkan penyakit paru-paru serius.
Uap nikotin dari vape juga dapat meningkatkan produksi hormon adrenalin, yang berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung dan kematian mendadak.
Bahan kimia lain dalam vape, seperti formaldehida dan diacetyl, bersifat karsinogenik dan dapat meningkatkan risiko kanker jika dihirup dalam jangka panjang.
Selain itu, penggunaan vape dapat menyebabkan iritasi saluran napas, bronkitis, sesak napas, dan memperburuk gejala asma.
Meskipun sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tembakau, kematian anak dari Sergino menunjukkan vape sangat berbahaya.
Page: 1 2
RADARPANGANDARAN.COM - Tips turunkan berat badan untuk usia lebih dari 40 tahun penting dipahami karena…
RADARPANGANDARAN.COM - Minum kopi dan kafein bukan hanya sekadar kebiasaan pagi yang membuat tubuh terasa…
RADARPANGANDARAN.COM - Tips produktif ala CEO menjadi inspirasi banyak orang yang ingin mengelola waktu lebih…
RADARPANGANDARAN.COM - Olahraga aerobik untuk kesehatan mental kini semakin mendapat perhatian karena penelitian terbaru tahun…
RADARPANGANDARAN.COM - Metode 10-3-2-1 adalah teknik sederhana namun efektif untuk meningkatkan kualitas tidur dengan cara…
RADARPANGANDARAN.COM- Olahraga Yoga semakin populer di kalangan masyarakat karena manfaatnya yang menyentuh berbagai aspek kesehatan,…
This website uses cookies.