Ia melihat, Conte berhasil menambahkan beberapa pemain yang sesuai dengan filosofinya, sedangkan Fonseca sulit membangun tim yang kompetitif karena hanya Morata dan Pulisic yang memiliki mentalitas pemenang.
“Fonseca masuk ke dalam konteks di mana dia harus menciptakan sesuatu. Saya percaya bahwa Conte memiliki lebih banyak kepastian pemain dibandingkan Fonseca, dan dia hanya mengaktifkan kembali pemain-pemain yang telah memenangkan scudetto tahun sebelumnya,” ujarnya.
“Selain itu, dia menambahkan beberapa pemain dan menerapkan keyakinan sepak bolanya. Fonseca menemukan dirinya di tengah situasi yang bergejolak. Mereka yang berada di luar tidak terlalu senang, dan saya percaya bahwa Milan masih mencari sesuatu yang konkret,” terangnya.
“Dalam tim Milan ini, hanya Morata yang memiliki mentalitas seperti pemain Milan. Kemudian ada 6-7 pemain dengan level tinggi, tetapi kecuali Pulisic, tidak ada yang bermain dengan mentalitas seperti Morata, dan hal ini terlihat di lapangan,” jelasnya.
“Mereka kemudian kehilangan banyak poin dalam kebingungan umum ini, antara pemain yang harus dikeluarkan dan kemudian dimasukkan kembali,” tambahnya.
Terakhir, Cosmi menyarankan agar Fonseca fokus memulihkan pemain kunci seperti Leao untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Namun, ia yakin target terbaik Milan hanya lolos ke Liga Champions musim depan.
“Bagi saya, semuanya bergantung pada pemulihan Leao: jika Milan bisa memulihkannya, mereka bisa benar-benar mencapai sesuatu yang penting, tetapi jika tidak, Milan akan menghadapi musim yang sulit,” tuturnya.
