“Gerakan ‘4 dan pulang’ itu terjadi saat Roma-Juve. Ada sedikit perselisihan di lapangan dengan Tudor. Saya terkena sikutan di lengan, dan secara naluriah saya berbalik serta membuat gestur itu, namun tanpa maksud mengejeknya. Kami orang Roma memang begitu,” ujarnya.
“Soal gol terindah dalam karier saya… mungkin ada dua: saat melawan Sampdoria di Genoa, dan tendangan lob di San Siro melawan Inter. Sulit untuk memilih,” tambahnya.
Meskipun mengaku tidak terlalu ambisius mengejar Ballon d’Or, Totti merasa bahwa kesempatan terbaiknya meraih penghargaan tersebut datang pada musim 2000-2001.
“Ballon d’Or bukanlah prioritas saya… Itu memang salah satu trofi paling penting, tetapi saya tidak pernah benar-benar memahami cara memenangkannya,” ucapnya.
“Mungkin kesempatan terbaik saya adalah pada tahun 2000-2001, jika kami memenangkan Euro,” jelasnya.
Totti juga menyinggung fenomena semakin langkanya pemain yang setia pada satu klub (bandiere), dan menyesali insiden tendangan yang ia lakukan terhadap Mario Balotelli.
“Bandiere sekarang sudah hampir punah. Mungkin hanya tersisa sedikit,” ungkapnya.