oleh

Strategi Cyber Defense Indonesia Melawan Serangan Siber Global

RADARPANGANDARAN.COM – Jika dulu peperangan identik dengan dentuman meriam dan derap pasukan di medan laga, kini perang tak lagi selalu terlihat kasatmata. Di era digital, sebuah negara bisa lumpuh bukan karena serangan rudal, melainkan akibat runtuhnya sistem digital akibat serangan siber.

Perang dunia maya atau “cyber war” mengukur kekuatan militer melalui kecanggihan pertahanan siber, bukan hanya dari jumlah tank dan jet tempur.

Perkembangan teknologi informasi membuat dunia semakin terhubung. Infrastruktur vital, mulai dari perbankan, sistem listrik, transportasi, hingga layanan kesehatan, kini terintegrasi dengan jaringan digital. Kondisi ini memberi efisiensi luar biasa, namun sekaligus membuka celah baru: kerentanan terhadap serangan siber.

Peretas bisa mematikan sistem listrik nasional hingga terjadi blackout total, atau melumpuhkan sistem perbankan sampai semua transaksi keuangan berhenti, yang dampaknya setara bahkan lebih besar dari serangan fisik.

Itulah mengapa banyak pakar menyebut serangan siber sebagai “senjata pemusnah massal generasi baru”.

Spionase Digital Mata-Mata di Balik Layar

Salah satu ancaman serius dalam perang dunia maya adalah spionase digital. Negara atau kelompok tertentu bisa mencuri data rahasia militer, strategi diplomasi, hingga informasi ekonomi penting hanya dengan menembus sistem keamanan komputer.

Beberapa kasus besar di dunia memperlihatkan bagaimana data sensitif bocor dan digunakan untuk melemahkan posisi suatu negara. Tidak perlu lagi menyusupkan agen ke markas lawan—cukup dengan barisan kode program berbahaya, ribuan dokumen bisa berpindah tangan tanpa jejak.