oleh

Elon Musk: Penangkapan Pendiri Telegram Serangan terhadap Kebebasan Berbicara

RADAR PANGANDARAN.COM – Pemilik X, Elon Musk, menganggap penangkapan CEO dan pendiri Telegram, Pavel Durov, di Prancis sebagai serangan terhadap kebebasan berbicara.

Durov ditangkap oleh otoritas Prancis sesaat setelah tiba di Bandara Paris-Le Bourget.

Pihak berwenang di Prancis menduga bahwa Durov terlibat dalam berbagai kejahatan yang diduga terjadi melalui platform Telegram.

Otoritas Prancis menekankan bahwa Telegram banyak digunakan untuk aktivitas ilegal, yang kemudian mendapat tanggapan keras dari Elon Musk.

Musk menggunakan platform miliknya untuk memposting video Durov saat berbicara dengan jurnalis konservatif Amerika, Tucker Carlson, tentang kebebasan berbicara di internet.

Dalam wawancara tersebut, Durov menyatakan bahwa dia senang karena Musk telah membeli Twitter. Musk menambahkan tagar ‘#FreePavel’ pada video tersebut.

Musk juga menyatakan bahwa dunia sedang memasuki ‘Zaman Berbahaya’ dan menekankan bahwa “kebebasan berbicara sedang diserang,” merespons pemberitaan tentang penangkapan Durov di Prancis.

Dia juga mengecam penangkapan itu dengan komentar: “POV: Ini tahun 2030 di Eropa dan Anda dieksekusi karena menyukai sebuah meme.”

Menurut media Prancis, Durov tiba di Prancis dengan jet pribadi dari Baku, ibu kota Azerbaijan, dan berencana untuk makan malam di Paris.

Pengusaha teknologi kelahiran Rusia tersebut dilaporkan didampingi oleh seorang pengawal dan seorang asisten saat ditangkap oleh otoritas Prancis.

Penangkapan CEO Telegram, Pavel Durov, juga menimbulkan reaksi dari jurnalis Amerika, Tucker Carlson, yang pernah mewawancarainya pada bulan April lalu.