RADAR PANGANDARAN.COM – Harga mata uang kripto Toncoin, yang dikembangkan oleh Telegram, mengalami penurunan drastis hampir 19% setelah Pavel Durov ditangkap di Prancis.
Menurut laporan dari harian bisnis Rusia, Vedomosti, Telegram Open Network (TON), blockchain yang mendasari Toncoin, pertama kali diumumkan pada tahun 2018 oleh CEO Telegram Durov dan saudaranya, Nikolay.
Namun, pada tahun 2020, mereka terpaksa meninggalkan proyek ini setelah menghadapi gugatan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
Gugatan tersebut terkait dengan penggalangan dana sebesar $1,7 miliar yang didapat setelah melalui penawaran koin perdana.
Namun, pada September tahun lalu, Durov kembali memperkenalkan blockchain TON bersama dengan mata uang kripto Toncoin.
Pada saat itu, Durov menyatakan bahwa koin ini akan digunakan secara luas oleh pelaku bisnis dan pengembang di platform Telegram.
Sebelum penangkapan Durov, Toncoin dihargai $6,79. Namun, nilai mata uang kripto tersebut langsung turun menjadi $5,5, menurut data dari Binance.
Selain itu, TON juga tergeser dari daftar sepuluh mata uang kripto paling aktif di platform internasional, dengan kapitalisasi pasar turun dari $17,1 miliar menjadi $14 miliar, menurut Crypto Briefing.
Page: 1 2
JAKARTA, RADARPANGANDARAN.COM - Timnas Bahrain menolak bertanding di Jakarta pada kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan…
JAKARTA, RADARPANGANDARAN.COM - Peluang Timnas Indonesia menjadi runner up Grup C masih terbuka lebar. Pertandingan…
RADAR PANGANDARAN.COM – Arab Saudi dikabarkan mengincar Zinedine Zidane untuk menggantikan Roberto Mancini sebagai pelatih…
RADAR PANGANDARAN.COM - Penyelidikan lebih lanjut oleh unit Anti Mafia (DDA) mengungkap bahwa pemimpin ultras…
RADAR PANGANDARAN.COM – Mantan Direktur Giallorossi, Walter Sabatini, secara terbuka mengkritik keluarga Friedkin, pemilik AS…
RADAR PANGANDARAN.COM - Gus Baha, seorang ulama terkemuka, menyampaikan ceramah tentang nikmat terbesar yang diberikan…
This website uses cookies.