RADARPANGANDARAN.COM – Setiap hari, media sosial seperti TikTok dan Instagram memberikan jutaan video dan gambar yang berseliweran di layar ponsel kita. Dari yang menghibur hingga yang tidak bermakna sama sekali. Masalahnya, semakin lama kita menjelajah, semakin banyak konten yang terasa kosong. Namun, kabar baiknya, kita sebenarnya bisa melatih algoritma media sosial. Kita bisa mengajarkan sistem untuk menampilkan konten yang lebih bermutu, asalkan kita tahu caranya.
Pahami Cara Kerja Algoritma
TikTok dan Instagram bekerja dengan sistem algoritma yang membaca perilaku pengguna. Setiap tontonan, tanda suka, komentar, atau unggahan yang kita bagikan membentuk profil minat kita. Ketika kita sering menonton video hiburan, algoritma menyimpulkan bahwa kita menyukai konten ringan.
Sebaliknya, saat kita rutin menonton video edukatif, motivasi, atau berita faktual, sistem mulai menampilkan lebih banyak konten berkualitas serupa. Karena itu, kita harus memahami bahwa setiap klik memberi sinyal bagi algoritma untuk mengenali apa yang kita sukai.
Hentikan Interaksi dengan Konten Tidak Bermutu
Kita bisa membersihkan linimasa dengan berhenti memberi perhatian pada konten buruk. Jangan menonton sampai habis, jangan memberi tanda suka, dan jangan meninggalkan komentar, bahkan komentar negatif. Semua bentuk interaksi, termasuk komentar marah, tetap dianggap sebagai sinyal ketertarikan.
Di TikTok, kita bisa menahan video beberapa detik lalu memilih “Not Interested” atau “Tidak Tertarik”. Di Instagram, kita bisa menggunakan fitur “Hide” atau “Jangan Tampilkan Lagi” pada Reels atau Explore. Dengan rutin melakukannya, kita melatih algoritma agar berhenti menampilkan jenis konten serupa.
Aktif Cari dan Ikuti Konten Berkualitas
Kita dapat mengubah algoritma lebih cepat dengan aktif mencari dan mengikuti konten positif. Algoritma tidak hanya bereaksi terhadap apa yang kita tolak, tetapi juga terhadap apa yang kita cari. Kita bisa mulai mencari topik atau akun yang sesuai dengan minat positif, seperti edukasi, sains, musik, seni, literasi digital, atau bisnis.