Menarik Dikaji..!! Bagaimana Persaingan Global dan Posisi Indonesia pada Sistem Pertahanan Ruang Angkasa

Selain itu, negara-negara besar kini mengembangkan Anti-Satellite Weapon (ASAT) berupa rudal atau laser yang bisa menghancurkan satelit di orbit. Amerika, Rusia, Tiongkok, hingga India pernah melakukan uji coba menghancurkan satelit mereka sendiri sebagai demonstrasi kekuatan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa ruang angkasa kini bukan lagi area damai semata, melainkan bisa menjadi “ medan perang di atas langit ” jika konflik global pecah.

Sebagai negara kepulauan dengan wilayah laut luas, Indonesia sebenarnya sangat membutuhkan sistem pertahanan berbasis satelit. Dengan ribuan pulau dan garis pantai panjang, satelit berperan penting untuk memantau perbatasan dan wilayah maritim, mengawasi aktivitas ilegal seperti penyelundupan, pencurian ikan, dan pelanggaran kedaulatan, serta menunjang komunikasi pertahanan di daerah terpencil.

Indonesia sendiri telah memiliki sejumlah satelit, seperti SATRIA-1 (Satelit Republik Indonesia) yang diluncurkan untuk memperkuat konektivitas digital, serta satelit-satelit LAPAN (sekarang BRIN) yang mendukung penginderaan jauh. Namun, sebagian besar satelit Indonesia masih bersifat sipil dan komunikasi, belum sepenuhnya dirancang untuk kepentingan pertahanan militer murni.

Kekuatan kita dalam sistem pertahanan ruang angkasa masih terbatas dibandingkan negara-negara besar. Untuk kebutuhan intelijen militer, Indonesia masih sering bergantung pada data satelit komersial atau kerja sama internasional.

Bagaimana Posisi Indonesia Dalam Sistem Pertahanan Ruang Angkasa?

Tantangan utama Indonesia adalah keterbatasan teknologi dan anggaran. Mengembangkan satelit militer dan sistem pertahanan luar angkasa memerlukan biaya sangat besar serta infrastruktur riset yang kuat. Namun, peluang terbuka melalui kolaborasi internasional, baik dengan negara mitra maupun lembaga luar angkasa global.